Masyarakat Korban Angin Puting Beliung di Bondowoso Dimuat di Ruangan Sekolah SD. Pemerintahan Kabupaten Bondowoso mempersiapkan tempat evakuasi untuk masyarakat korban musibah angin puting beliung. Mereka harus terpaksa pindah karena tempat tinggalnya rusak.
Petinggi Sekretaris Wilayah Kabupaten Bondowoso Haeriyah Yuliati menjelaskan, faksinya sudah mempersiapkan tiga ruangan kelas di SD Negeri 2 Walidono untuk memuat beberapa korban musibah Angin Putting Beliung yang menerpa Dusun Walidono dan Dusun Cangkring, Kecamatan Prajekan.
“Kami sudah persiapkan tempat evakuasi sementara untuk masyarakat yang tempat tinggalnya rusak sedang dan rusak berat. Karena rumah mereka tidak dapat ditempati. Ada pula masyarakat yang menumpang ke tetangganya dan saudaranaya,”katanya, Jumat (19/1/2024).
Heiriyah menambah, dari perubahan paling akhir sesudah BPBD Bondowoso melalukan pencatatan dan asesmen pada imbas musibah angin putting beliung, sampai jumat siang terdaftar sekitar 202 rumah rusak.
Dari jumlahnya itu, termasuk sarana umum seperti mushola, polindes, sekolah dasar dan balai dusun. Sementara untu 15 unit salah satunya rusak berat, 68 unit rumah rusak sedang. Dan 112 unit rumah rusak enteng.
“Yang kami data ada 202 unit rumah rusak, dan kami hingga kini terus lakukan pencatatan, smoga tidak lagi ada rumah masyarakat atau sarana umum yang rusak,” sambungnya.
Angin puting beliung selainnya memporak-porandakan beberapa ratus rumah masyarakat dan beberapa sarana umum, menyebabkan 11 orang beberapa luka karena terkena puing-puing atap rumah.
Dari 11 korban cedera itu, dua korban salah satunya cedera berat dan hingga kini tetap jalani pengatasan klinis di Puskesmas Prajekan, empat korban cedera sedang dan lima lainnya cedera enteng.
Masyarakat Korban Angin Puting Beliung di Bondowoso Dimuat di Ruangan Sekolah SD
Selainnya membangun evakuasi, Pemerintahan Kabupaten Bondowoso membangun dapur umum disekitaran lokasi evakuasi sesaat. Untuk membersikan beberapa puing puing-puing, Masyarakat ditolong TNI /Polri, Tagana, dan BPBD di tempat lakukan kerja-bakti bersama-sama.
BMKG Juanda awalnya memberi teguran berbentuk surat launching sah untuk waspada kekuatan cuaca ektrem di sejumlah daerah Jawa Timur.
Surat itu menguraikan 38 Kabupaten/kota mempunyai potensi terjadi cuaca hidrometeorologi. Salah satunya Kabupaten Banyuwangi, Kota Batu, Kota Blitar, Kabupaten Bojonegoro. Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jombang, Kota Kediri, Kabupaten Malang, Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Lumajang.
Seterusnya, Kabupaten Magetan, kota Malang, Kota Pasuruan, Kota Probolinggo, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Sumenep, Kota Surabaya, Kabupaten Terenggalek, dan Kota Mojokerto.
Musibah itu mempunyai potensi terjadi di Kabupaten Tulungagung, kediri, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Blitar. Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Gresik dan Kabupaten Jember.
Selanjutnya Kabupaten Madiun, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Pacitan. Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Tuban, Kota Maidum, dan Sampang.